Berat : 180
Lebar : 13
Panjang : 19
Sinopsis
Sejumlah orang menunggu ilapat dari langit untuk menulis. Untuk menyusun kitab suci, pertanda itu bahkan harus disertai kedatangan makhluk bersayap bermandikan cahaya sebelum mereka yakin untuk menorehkan pena. Tapi, Sinduralutta memilih cara berbeda. Ia menjadikan sejumlah kisah yang ia pungut sepanjang perjalanan ke Barat seperti bocah cahaya, telaga di bukit, sepasang mata yang membakar, roh dalam toples, dan perempuan yang menaklukkan batu sebagai bahan utama kitab yang ia tulis. Sinduratulla terlahir kembar bersama Kantarapajja. Ketika bayi, mereka ditinggalkan di tanah tak bertuan dan hampir menjumpai ajal jika Guru Arangkasadra tidak menyelamatkan mereka. Sesuai janjinya, Sinduratulla menjadikan Kantarapajja sebagai penerima pertama cerita-ceritanya. Tapi, mereka terpisah jarak yang semakin lama semakin jauh… Berawal dari wasiat sang guru, Sinduratulla diberi amanah untuk pergi ke Barat dan mengumpulkan serta menuliskan cerita tentang manusia-manusia istimewa. Sementara Kantarapajja diserahi amanah menjaga rumah kediaman guru mereka beserta buku-buku dan kisah-kisah di dalamnya. Berangkatlah Sinduratulla mengelana ke Barat bukan untuk mencari kitab suci tetapi untuk menuliskan kitab ajaib. Kitab tentang manusia-manusia istimewa yang mengingatkan kita bahwa dalam semesta yang luas ini ada pencipta yang telah menghadirkan keajaiban-keajaiban itu. Kisah pertama tentang bocah yang bercahaya dengan kisah hidupnya yang tidak selalu bercahaya. Kemudian tentang telaga ajaib yang keberadaannya pun tak kalah ajaibnya, tentang tatapan yang bisa membakar, toples yang isinya bercahaya, juga wanita yang batu-batu turut dalam kehendaknya.